Lebih Dekat dengan Hj Nurokhmah AHM (1): “Cahaya Perempuan Taliabu”

PS-Jakarta.Anggapan bahwa keberadaan perempuan dalam berbagai bidang sering dipandang sebelah mata. Misalnya di pentas eksekutif, persentase jumlah perempuan masih relatif sedikit dibandingkan laki-laki.

“Namun hal tersebut bisa diatasi dengan mendorong pembentukan kepemimpinan dari kalangan perempuan,” ujar Hj.Nurokhmah Ahmad Hidayat Mus dalam suatu kesempatan berbincang ringan, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Mantan anggota DPR-RI (periode 2014-2019) ini memaparkan keadaan kabupaten kepulauan Taliabu, yang harus mengejar ketertinggalannya pada berbagai sektor dibandingkan daerah lainnya di provinsi Maluku Utara.

Meskipun di daerah tersebut telah memiliki beberapa pimpinan OPD (orgnisasi perangkat daerah) perempuan, begitu juga di lembaga parlemen. Jumlah tersebut relatif masih kecil, dan diharapkan persentasenya bisa menaik dari tahun ke tahun.

Dimata Hajjah Nur, begitu ia akrab disapa, sesungguhnya trend  tersebut dikarenakan seiring kualitas kepemimpinan perempuan di Taliabu yang semakin baik. “Itu karena tantangan yang mereka hadapi lebih banyak,” jelas perempuan politisi yang juga istri mantan Bupati Kepulauan Sula dua periode.

Contoh tantangan terhadap para perempuan itu adalah mengenai peran ganda dalam pembagian kerja, meliputi pencari nafkah dan sekaligus ibu rumah tangga. Ia menganggap tantangan tersebut pada akhirnya mendorong para perempuan di daerah ini untuk memiliki jiwa kepemimpinan.

Fakta lain bahwa jumlah perempuan pada posisi pengambilan keputusan publik sangat sedikit dibandingkan laki-laki. Menurut Hajjah Nur, hal itu adalah indikasi bahwa ketidaksetaraan gender termasuk masalah utama dalam pembangunan.

Kondisi semacam ini perlu mendapat perhatian khusus. Untuk itulah, lanjutnya, salah satu hal yang perlu ditangani adalah masalah pendidikan politik bagi kaum perempuan, sehingga dengan tumbuh berkembangnya kesadaran politik dikalangan perempuan, mereka diharapkan mampu memanfaatkan kesempatan dan peluang yang ada sesuai potensi yang dimiliki.

Pendidikan menjadi salah satu fokus perhatiannya, selain kesehatan, pemberdayaan usaha kecil menengah (UKM), pemberdayaan perempuan, dan lainnya. Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan masyarakat dapat dijadikan sebagai salah satu indikator yang menunjukkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada pada suatu daerah dan bangsa.

Karena itu, lanjut Hajjah Nur, sebagai upaya pembangunan seutuhnya harus dimulai sedini mungkin sejak manusia saat masih berada dalam kandungan ibunya dan semasa balita. Pasalnya, karena pada saat itu proses pertumbuhan dan perkembangan manusia sudah berlangsung. Bahkan dalam keseluruhan siklus hidup manusia, masa dibawah usia lima tahun (Balita) merupakan periode paling kritis karena dimasa tersebut proses tumbuh kembang berlangsung sangat cepat.

Dan masa tersebut merupakan masa “emas” yang apabila tidak dibina dengan baik akan mengalami gangguan dalam proses perkembangan emosi, sosial dan kecerdasan. “Karena masa tersebut merupakan tahap awal dari pembentukan dasar kemampuan,mental,intelektual dan moral yang sangat menentukan sikap, nilai dan perilaku anak dimasa dewasa,” papar Hajjah Nur mengungkapkan pemikirannya.

Untuk mewujudkan mimpi tersebut, kandidat yang akan maju dalam Pilkada Taliabu 2020 ini mengingatkan untuk berjuang bersama-sama rakyat Taliabu nantinya untuk membuat kebijakan yang pro rakyat. “Hanya karena dukungan rakyat kita dapat mewujudkan cita-cita itu semua,” tandasnya. Sesuai dengan namanya Nurokhmah, yang artinya Nur atau “cahaya” baru bagi rakyat Taliabu kedepan. **(Rusman Madjulekka).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *