Mengenal Sosok Alien Mus: “Perempuan Pejuang Pesisir dari Maluku Utara

Jakarta-PS. Saat ini, kaum perempuan semakin maju. Kesuksesan yang dicapai juga tidak kalah dari kaum pria. Malah tak sedikit yang meraih prestasi melebihi laki-laki. Sejarah telah mencatat semua itu, dari zaman ke zaman. Sayangnya, masih banyak pihak yang tidak mengakui kenyataan itu dan selalu ingin mempersoalkan boleh tidaknya perempuan jadi pemimpin.
“Pemimpin itu soal kemampun. Tidak terkait dengan jenis kelamin. Tak ada jaminan, bahwa kelamin jenis pertama lebih kuat dari kelamin jenis kedua. Fakta sejarah, sejak dahulu banyak dari kaum perempuan yang berhasil jadi pemimpin,” ungkap Alien Mus, Ketua DPRD Provinsi Maluku Utara (Malut) 2014-2019.
Perempuan ini memulai karirnya sebagai Public Relation di Garuda Indonesia, kemudian pindah ke Hotel Niko Jakarta dengan jabatan yang sama, karena latar belakang pendidikannya sebagai alumni Fakultas Komunikasi Universitas Al-Azhar. Karir politiknya dimulai sejak bergabung di partai Golkar. Alien, begitu ia akrab disapa, mengakui, jika banyak pihak yang merasa terganggu dengan kemampuan perempuan untuk jadi pemimpin di DPRD Malut ini.
“Jadi sebetulnya jika ada pihak atau orang yang menolak kepemimpinan perempuan, ini membuktikan ketakutan mereka yang sesungguhnya terhadap kemampuan perempuan. Mereka juga menunjukan ketidaksiapan untuk bersaing atau kalah dalam pertarungan. Maka, siapakah sebetulnya yang tidak siap, pihak laki-laki atau pihak perempuan,” tandas Alien seakan menjawab keraguan sebagian orang terhadap kemampuan dirinya. Begitu juga ketika banyak yang mempersoalkan dirinya saat terpilih secara aklamansi memimpin DPD Partai Golkar Maluku Utara.
Perempuan kelahiran Desa Gela Kabupaten Pulau Taliabu, Maluku Utara (Malut) pada 8 Agustus 1987 ini terinspirasi terjun ke dunia politik dengan mencalonkan diri sebagai calon legislatif (caleg) Partai Golkar untuk DPRD Malut pada pemilu legislatif tahun 2014. “Semangat Kartini dalam memperjuangkan emansipasi kaum perempuan menjadi inspirasi saya saat itu untuk mulai pula menjajaki dunia politik dan ternyata saya berhasil, bahkan mendapat kepercayaan untuk menjadi Ketua DPRD Malut,” kata ibu dua putri itu.
Istri dari Denis Teste, warga negara Prancis itu mengaku setelah menjadi anggota legislatif dengan jabatan Ketua DPRD Malut memberi tantangan tersendiri sekaligus peluang untuk perjuangkan kepentingan masyarakat, termasuk kepentingan kaum perempuan.
Perempuan yang fasih bahasa Inggris dan Mandarin itu dalam berbagai kesempatan selalu menyemangati para perempuan di Malut untuk menunjukkan kiprahnya dalam berbagai bidang, termasuk di bidang politik, karena regulasi yang ada sekarang memberi peluang luas bagi perempuan untuk terlibat di bidang politik.
“Dulu ketika penentuan caleg yang lolos menjadi anggota DPRD menggunakan sistem nomor urut, jarang sekali perempuan bisa lolos, karena selalu ditempatkan pada nomor urut bawa, tetapi sekarang dengan menggunakan sistem terbuka sangat memungkinkan perempuan untuk lolos menjadi anggota legislatif, meski berada di nomor urut bawah,” ujar Ketua DPD Partai Golkar Malut itu.
Selama masa baktinya sebagai legislator DPRD Maluku Utara, Alien telah berkeliling ke beberapa titik desa di wilayah Malut yang sebagai besar berupa kepulauan dan pesisir. Tentu tidak ringan bagi seorang legislator untuk menjangkau daerah-daerah terpencil tersebut. Tapi hal itu tidak membuat Alien patah arang atau menyerah. “Prinsip saya tidak ada yang mustahil. Terpenting never give up (tak mudah menyerah,red),” ujar Alien yang akan naik kelas sebagai Caleg DPR RI periode 2019-2024 partai Golkar dengan dapil Maluku Utara.
Ia pun berpesan kepada perempuan yang ikut mencalonkan diri menjadi anggota legislatif dalam Pemilu 2019 agar kompetitif. “Kalau mau maju ke legislatif harus berkualitas dan bisa menyuarakan suara rakyat. Kalau misalnya ada kasus (perempuan) di legislatif, saya kira laki-laki juga banyak yang kena kasus di legislatif,” ungkapnya. Politik itu adalah sebuah konsekuensi dan keputusan (RM) *