Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, Marwan Cik : Merawat Kebangsaan, Menjaga Simfoni Bernegara
Lampung-PS. Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) terus melanjutkan peran strategisnya dalam membumikan nilai-nilai dasar kebangsaan kepada masyarakat luas. Melalui kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI yang digelar di Kecamatan Mesuji, Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung, Rabu, 6 Agustus 2025, MPR kembali meneguhkan komitmennya untuk memperkuat fondasi ideologis bangsa melalui penghayatan terhadap Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai pilar-pilar utama dalam kehidupan bernegara. Kegiatan ini dikemas dalam “Sosialisasi Empat Pilar Daerah Pemilihan (Dapil) Lampung II-MPR RI Tahap Ke-V” berlangsung di Kecamatan Mesuji, Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung, Rabu, 6 Agustus 2025, dan dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat seperti tokoh agama, tokoh adat, tokoh perempuan, tokoh pemuda, serta masyarakat umum yang hadir dengan antusias.
Anggota MPR RI Marwan Cik Asan dalam sambutannya menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai wahana menumbuhkan kembali kesadaran kebangsaan yang utuh, menyeluruh, dan berkelanjutan. Menurutnya, nilai-nilai kebangsaan bukan sekadar warisan historis, tetapi menjadi prasyarat fundamental dalam membangun masa depan Indonesia yang lebih kuat, inklusif, dan berdaulat. “Empat Pilar bukan hanya slogan atau hafalan, melainkan fondasi hidup bersama yang memberi arah dan makna bagi perjalanan bangsa ini. Inilah cara kita merawat Indonesia,” ujarnya.
Dalam suasana kebatinan nasional yang masih hangat memperbincangkan diskresi hukum presiden seperti pemberian amnesti, grasi, dan abolisi terhadap sejumlah tokoh atau kelompok, Marwan mengajak masyarakat untuk tidak terjebak pada narasi yang memperuncing perbedaan. Ia menegaskan bahwa kewenangan konstitusional presiden dalam menggunakan hak prerogatifnya harus ditempatkan dalam kerangka menjaga harmoni nasional. “Kita semua punya tanggung jawab untuk tidak menyeret bangsa ini ke dalam polarisasi yang berkepanjangan. Apapun perbedaan pandangan terhadap kebijakan negara, kuncinya adalah tetap menjunjung tinggi kesatuan dan semangat kebangsaan,” tutur politisi Demokrat tersebut.
Fenomena pemberian amnesti atau abolisi dalam konteks kontemporer bukanlah hal baru dalam sejarah republik. Namun, tantangannya kini adalah bagaimana masyarakat menyikapinya dengan kedewasaan politik, sembari tetap berpijak pada nilai-nilai konstitusi dan semangat keadilan. Marwan menilai bahwa peran masyarakat dalam menjaga iklim kebangsaan yang sehat sangat krusial agar keputusan politik dan hukum tidak menimbulkan perpecahan. “Indonesia adalah simfoni yang terdiri dari banyak nada. Jangan biarkan satu nada sumbang merusak harmoni yang telah kita bangun bersama,” katanya.
Lebih jauh, ia mengingatkan bahwa ancaman politik identitas yang kerapkali muncul dalam berbagai situasi, harus ditanggapi dengan kewaspadaan kolektif. Menurutnya, ideologi Pancasila yang menjunjung pluralisme harus tetap menjadi pegangan utama, bukan justru dikesampingkan oleh kepentingan politik jangka pendek. Dalam konteks inilah, lanjut Marwan, kegiatan sosialisasi Empat Pilar menjadi sangat relevan dan strategis. Bukan hanya untuk mengingatkan, tetapi juga menghidupkan kembali semangat gotong royong, toleransi, dan solidaritas yang menjadi ciri khas masyarakat Indonesia.
Acara sosialisasi di Mesuji bukan sekadar seremoni. Di penghujung kegiatan, Marwan membuka ruang aspirasi untuk mendengar langsung suara masyarakat dari berbagai latar belakang. Dari tokoh adat hingga kalangan muda, semua diberi kesempatan menyampaikan pandangan dan harapan mereka terhadap pembangunan nasional maupun peran wakil rakyat. Aspirasi-aspirasi tersebut akan dibawa Marwan ke Senayan sebagai bahan advokasi dan pengawalan di tingkat pusat. Hal ini menunjukkan bahwa politik kebangsaan bukanlah wacana elitis, melainkan proses yang melibatkan partisipasi rakyat secara langsung.
Melalui sosialisasi ini, MPR RI tidak hanya berusaha menyampaikan pesan ideologis, tetapi juga membangun kesadaran bersama bahwa menjaga persatuan adalah bentuk tertinggi dari kecintaan terhadap bangsa. Di tengah riuhnya perbedaan, nilai-nilai kebangsaan menjadi jangkar moral yang mengikat seluruh anak bangsa dalam satu simpul: Indonesia yang berdaulat, adil, makmur, dan bermartabat.
Selain tokoh masyarakat, acara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI ke-5 ini turut dihadiri kader Partai Demokrat Kabupaten Mesuji dan Akademisi. Sosialisasi ditutup dengan mendengarkan aspirasi masyarakat Kecamatan Mesuji Kabupaten Mesuji Provinsi Lampung untuk diperjuangkan di tingkat pusat. (ams**)

