Merawat Pancasila dan Kebhinekaan di Tengah Arus Perubahan Sosial, Marwan Cik Asan Menyapa Warga Lampung

Lampung.PS — Di tengah perubahan sosial yang kian cepat dan kompleks, penguatan nilai-nilai kebangsaan kembali menjadi ruang refleksi bersama. Anggota MPR/DPR RI Daerah Pemilihan Lampung 2, Marwan Cik Asan, mengajak masyarakat untuk terus merawat Pancasila dan kebhinekaan melalui kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI Tahap ke-X yang digelar di Tiyuh Sumber Rejo, Kecamatan Tumijajar, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Provinsi Lampung, Sabtu (20/12/2025).

Kegiatan tersebut dihadiri berbagai unsur masyarakat, mulai dari tokoh agama, tokoh adat, tokoh perempuan, tokoh pemuda, hingga warga setempat. Kehadiran lintas elemen ini mencerminkan wajah kebhinekaan di tingkat lokal sekaligus menjadi penanda pentingnya dialog kebangsaan yang inklusif dan membumi.

Dalam paparannya, Marwan menyampaikan bahwa Empat Pilar Kebangsaan—Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika—merupakan fondasi utama yang menjaga Indonesia tetap utuh di tengah perbedaan. Nilai-nilai tersebut, kata dia, perlu terus dirawat agar tidak tergerus oleh polarisasi sosial dan dinamika zaman.

“Perubahan sosial adalah keniscayaan. Namun, perubahan itu harus disikapi dengan pegangan nilai yang kuat. Pancasila dan kebhinekaan adalah jangkar kita agar tidak tercerabut dari jati diri sebagai bangsa,” ujar Marwan.

Menurut Marwan, masyarakat desa memiliki peran strategis dalam menjaga nilai-nilai kebangsaan karena kehidupan sosial di tingkat akar rumput masih ditopang oleh tradisi gotong royong, musyawarah, dan solidaritas. Nilai-nilai inilah yang sejalan dengan semangat Pancasila dan perlu terus diwariskan lintas generasi.

Marwan yang juga merupakan anggota Komisi XI DPR RI menautkan penguatan kebangsaan dengan agenda kesejahteraan rakyat. Ia menilai stabilitas sosial dan rasa persatuan menjadi prasyarat penting bagi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, baik di tingkat nasional maupun daerah.

“Ekonomi tidak berdiri sendiri. Ia tumbuh dalam ruang sosial yang sehat, adil, dan saling percaya. Jika masyarakat terpecah, pembangunan akan kehilangan arah,” kata Marwan.

Dalam konteks itu, sosialisasi Empat Pilar dipandang sebagai bagian dari tanggung jawab konstitusional MPR RI untuk memastikan nilai dasar bernegara tetap dipahami dan dihayati masyarakat. Marwan menegaskan bahwa kegiatan tersebut bukan sekadar agenda seremonial, melainkan ruang dialog untuk membahas tantangan kebangsaan secara terbuka.

Sebagai Sekretaris Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Marwan menyampaikan bahwa perbedaan pandangan politik semestinya tidak merusak kohesi sosial. Justru dalam perbedaan itulah, nilai kebhinekaan diuji dan diperkaya.

“Perbedaan pilihan dan pandangan adalah hal wajar dalam demokrasi. Yang tidak boleh hilang adalah sikap saling menghormati dan semangat persaudaraan sebagai sesama anak bangsa,” ujarnya.

Marwan yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Demokrat menambahkan bahwa kehadirannya di tengah masyarakat merupakan bagian dari komitmen untuk terus menyerap aspirasi daerah. Ia menilai suara masyarakat desa penting sebagai cermin kondisi kebangsaan di tingkat paling dasar.

Pada sesi dialog, sejumlah tokoh agama dan tokoh adat menyampaikan pandangan mengenai pentingnya peran nilai-nilai lokal dalam menjaga harmoni sosial. Tokoh perempuan dan pemuda juga mengemukakan harapan agar generasi muda dilibatkan secara lebih aktif dalam kegiatan kebangsaan, terutama di tengah pengaruh media sosial dan budaya global.

Menanggapi hal tersebut, Marwan menekankan pentingnya pendidikan karakter dan keteladanan. Menurutnya, nilai Pancasila akan lebih mudah dipahami jika diwujudkan dalam tindakan nyata, baik oleh pemimpin formal maupun tokoh masyarakat.

“Keteladanan adalah kunci. Anak-anak dan generasi muda belajar bukan hanya dari apa yang mereka dengar, tetapi dari apa yang mereka lihat dalam kehidupan sehari-hari,” kata Marwan.

Ia juga menyoroti peran keluarga dan komunitas sebagai benteng pertama pembentukan karakter kebangsaan. Dalam lingkungan yang harmonis dan inklusif, nilai toleransi dan persatuan dapat tumbuh secara alami.

Kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI Tahap ke-X ini berlangsung dalam suasana dialogis dan partisipatif. Antusiasme peserta menunjukkan bahwa isu kebangsaan masih relevan dan dibutuhkan sebagai panduan bersama dalam menghadapi berbagai tantangan sosial.

Menutup kegiatan, Marwan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjadikan Pancasila dan kebhinekaan sebagai nilai hidup, bukan sekadar wacana. Ia meyakini bahwa kekuatan Indonesia justru terletak pada kemampuannya merawat perbedaan dalam bingkai persatuan.

“Dari desa-desa seperti inilah, Indonesia dirawat. Jika nilai kebangsaan hidup di tengah masyarakat, maka bangsa ini akan tetap kokoh menghadapi perubahan apa pun,” pungkas Marwan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *