Sajadah Panjang Anak Kulo

PS-Jakarta.Hidup tidak selalu mulus seperti jalan tol. Ada banyak liku dan jalan terjal yang dilewati. Apa yang kemudian kita katakan tentang hidup itu panjang, sebab kita tidak tahu akan saat dan waktunya. Maka sangat dibutuhkan keterbukaan pada pertolongan Allah SWT. Pertolongan Tuhan itu selalu indah pada waktunya.

Demikian sepenggal hikmah diungkapkan H.Mashur Bin Mohd.Alias, seorang pengusaha kayu gaharu dalam perbincangan ringan, suatu hari di Makassar, Sulawesi Selatan. Setiap ke Makassar, ia selalu menyempatkan diri ke kampung halamannya di pelosok kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap).

Pria kelahiran desa Maddenra Kulo, Sidrap, 11 Februari 1967 ini bercerita panjang lebar ketika ditanyai jejak perjalanan hidupnya hingga sukses di tanah rantau. Kisahnya tentang perjuangan meraih mimpi. Bahkan tentang kerja keras, pantang menyerah dan iman yang teguh.

Sebagai anak desa, ia sudah terbiasa dengan tempaan kerasnya kehidupan dan memendan hasrat meraih mimpi dengan merantau seperti anak-anak lain dikampungnya. Keinginan itu tidak terlepas dari kondisi ekonomi keluarganya yang pas-pasan. Sampai akhirnya ia dikenal dengan sebutan “Asbudi” (anak Sidrap buang diri).

Tahun berganti tahun, si anak rantau yang kini sukses menjadi seorang pengusaha dan ekportir kayu gaharu di Indonesia. Tak banyak orang besar yang lahir dari usaha kerja keras, memulai dari nol hingga meraih sukses di tengah segala keterbatasan dalam merantau adalah prestasi yang luar biasa. Tak banyak pula yang mampu bertahan menapaki jalan terjal demi mencapai titik tertinggi bernama kesuksesan. Sikap pantang menyerah itu hanya dimiliki oleh seorang petarung sejati seperti Mashur.

Setamat SMA di Jakarta, Mashur sudah bersentuhan langsung dengan seluk beluk bisnis kayu gaharu. Bahkan skill dan pengalamannya banyak digunakan di sejumlah perusahaan. Hingga kini Mashur masih menekuni bisnis ekspor gaharu. Kemampuannya berbisnis dibidang gaharu, membuatnya terpilih sebagai Ketua Umum Asosiasi Gaharu Indonesia (Asgarin).

Bisnis gaharu memang sangat menjanjikan. Setiap kilogram gaharu yang diekspor keluar negeri, bisa dihargai hingga Rp150 juta. Dari bisnis inilah, pundi-pundinya terus terisi.

Mashur menanam saham disejumlah perusahaan eksportir gaharu. Diapun mendapatkan hasil yang sangat menggiurkan dari pembagian keuntungan bisnis tersebut.“Dari satu perusahaan saja saya bisa dapat Rp200 juta sebulan,” kata Mashur.

Putra Sidrap yang akrab dipanggil “Pu Sauru” atau “Haji Mashur” ini dikenal sebagai sosoknya yang jujur dan pekerja keras mengantarkan dirinya  pada kesuksesannya di perantauan. Tak ada yang menyangka kalau sebelumnya pemuda bernama Mashur itu kini termasyhur namanya sebagai “Pasompe” sukses (bahasa Bugis yang artinya perantau,red).

“Ah…biasa saja.Semua ini adalah titipan Allah SWT yang didalamnya juga ada hak orang lain yang mesti diberikan,” ujarnya merendah.***(Rusman Madjulekka).

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *