Rusda Mahmud
Lebih Dekat Dengan
Rusda Mahmud:
Caleg Terpilih Dapil Sultra

Jakarta-PS. Pemilu 2019 telah usai. Enam calon anggota DPR RI Daerah Pemilihan Sulawesi Tenggara (Sultra) terpilih berdasarkan angka perolehan suara partai dan suara caleg bersangkutan. Mereka Ridwan Bae (Partai Golkar), Hugua (PDIP), Rusda Mahmud (Partai Demokrat), Fachry Pahlevy (PAN), Imran (Partai Gerindra) dan Tina Nur Alam (Partai Nasdem).
Dari hasil rekapitulasi hasil penghitungan suara dan penetapan hasil Pemilu 2019 pada rapat pleno KPU Sultra yang berakhir Senin 13 Mei 2019, salah satu calon legislator Senayan, Rusda Mahmud, memperoleh suara terbanyak kedua dengan meraup 97.806 suara dari 163.684 suara partainya.
Siapa Rusda Mahmud (RM)? Ia dikenal sebelumnya sebagai Bupati Kolut, ditenggara pulau Sulawesi. Di daerah hasil pemekaran itu, ibarat samudera yang terbentang luas seolah tak bertepi. Di balik birunya samudera terkandung ‘ladang’ kehidupan yang dilakoni Rusda, begitu ia akrab disapa. Dan berbagai profesi mewarnai pengabdian yang diapungkan dalam samudera kehidupan anak manusia.
Beruntung dari sekian banyak orang yang mengabadikan makna pengabdian tersebut terdapat sosok Rusda Mahmud yang secara berkesinambungan memikirkan kesejatian pengabdian kepada rakyat dan daerahnya. Ia merupakan bagian dari catatan perjalanan sejarah bangsa dengan aneka peristiwa yang melingkupinya.
Jauh sebelumnya, bertahun-tahun Kolaka Utara hanya terdengar kisah tentang daerah yang gelap gulita pada malam hari. Siang hari bak kampung tak bergeliat. Lalu Rusda dengan berani mengubah wajah tersebut. Ia yakin, Kolaka Utara harus mengejar ketertinggalan dan masyarakatnya berhak menikmati kesejahteraan. Ia kerap ditentang, tak bergeming. Karena baginya, kepentingan rakyat nomor satu.
Sejak itu, Rusda Mahmud adalah berita. Sebagai Bupati Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, sosoknya kerap menjadi “buah bibir” dengan berbagai kebijakannya yang inovatif mengantar kabupaten hasil pemekaran dari Kolaka itu menjadi daerah terkemuka di Indonesia.
Banyak pemimpin lokal yang ternyata mampu melahirkan terobosan dan inovasi, yang tak muncul pada masa kepala daerah ”diterjunkan” dari atas. Rusda percaya, komunikasi yang intens merupakan kunci keberhasilan, bukan komunikasi yang instan. Ia sabar mendengar rakyat, dan bekerja mencapainya.
Bekerja tanpa pamrih, Rusda oleh media lokal, mendapat predikat sebagai Bupati yang inovatif dengan berbagai terobosan pembangunan. Demi kepentingan rakyat di daerahnya, Rusda berani mengambil keputusan tegas.
”Bekerja untuk rakyat tidak mengenal akhir, tapi saya percaya selama itu untuk rakyat, Tuhan akan memberikan jalan keluar,” tandasnya.
Dengan modal pengabdian dan apa yang telah dikerjakan tersebut, Rusda memendam obsesi dan harapan bisa berbuat lebih banyak kelak melalui parlemen di Senayan. Tidak hanya bagi masyarakat Kolut, tapi untuk rakyat dan daerah Sulawesi Tenggara. “Insya Allah saya bisa mengemban amanah ini dan bisa berkontribusi lebih banyak bagi Sultra kedepan,” ujarnya penuh optimis. (RM) *