Sosialisasi Empat Pilar MPR, Marwan Cik Asan Tegaskan Nasionalisme sebagai Modal Geostrategis Bangsa

Lampung-PS. Anggota DPR RI/MPR RI Periode 2024–2029, Marwan Cik Asan, menegaskan bahwa nasionalisme merupakan modal geostrategis bangsa dalam menghadapi dinamika global, ancaman disintegrasi, serta berbagai ujian kebangsaan, termasuk bencana alam yang melanda sejumlah wilayah Indonesia.

Penegasan itu disampaikan Marwan saat Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI Dapil Lampung Tahap Ke-VII yang digelar di Desa Sukamaju, Kecamatan Abung Semuli, Kabupaten Lampung Utara, Senin pagi, 15 Desember 2025.

Dalam kegiatan tersebut, Marwan yang juga Anggota Komisi XI DPR RI serta Sekretaris Fraksi Partai Demokrat DPR RI, menyampaikan bahwa sosialisasi Empat Pilar MPR RI merupakan ikhtiar berkelanjutan untuk memperkuat ideologi berbangsa dan bernegara sekaligus menghidupkan kembali nilai-nilai perjuangan dan nasionalisme sebagaimana diwariskan para pendiri bangsa sejak Proklamasi Kemerdekaan 1945.

“Empat Pilar MPR RI bukan sekadar dokumen konstitusional, tetapi fondasi hidup bersama bangsa Indonesia. Di tengah perubahan geopolitik global dan berbagai musibah nasional, nasionalisme menjadi kekuatan strategis yang menjaga Indonesia tetap utuh,” ujar Marwan.

Ia menekankan, Indonesia sebagai negara kepulauan dengan posisi strategis dunia dan jumlah penduduk besar yang berasal dari beragam suku, agama, dan budaya, membutuhkan perekat kebangsaan yang kokoh. Empat Pilar Kebangsaan—Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika—menjadi instrumen utama pemersatu bangsa.

“Bersyukurlah bangsa Indonesia dianugerahi alat pemersatu yang mampu merajut persamaan dalam keberagaman. Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika harus terus bergelora dan tertanam dalam benak kita sebagai bangsa,” tegas Marwan.

Menurutnya, tujuan sosialisasi Empat Pilar MPR RI adalah menggali dan menanamkan nilai-nilai kebangsaan agar dipahami masyarakat secara utuh, menyeluruh, dan berkelanjutan. Pemahaman tersebut diharapkan menjadi fondasi dalam membangun ketahanan ideologi, sosial, dan ekonomi nasional menuju Indonesia yang berdaulat, adil, dan sejahtera.

“Sosialisasi ini sejalan dengan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa. Dari sinilah akan lahir manusia Indonesia yang berkualitas, unggul, berakhlak, dan berdaya saing sebagai modal utama pembangunan nasional,” kata Marwan.

Lebih lanjut, Marwan menegaskan bahwa Pancasila adalah ideologi dan dasar negara yang harus dijunjung tinggi tanpa klaim eksklusif. Menurutnya, sikap merasa paling Pancasilais justru bertentangan dengan semangat Pancasila itu sendiri.

Ia juga menekankan bahwa NKRI adalah harga mati. Perbedaan suku, agama, ras, dan latar belakang sosial tidak boleh menjadi alasan perpecahan. “Di Partai Demokrat, NKRI adalah final. Kita tidak melihat perbedaan asal-usul. Yang penting kita satu: Indonesia,” ujarnya.

Dalam perspektif geostrategi dan geopolitik, Marwan menilai persatuan nasional menjadi kunci daya saing Indonesia di tengah ketidakpastian global. Bangsa yang solid akan lebih tangguh menghadapi tekanan eksternal, perubahan iklim, serta krisis kemanusiaan akibat bencana alam di berbagai daerah.

“Pemahaman dan implementasi nilai-nilai Empat Pilar harus terus ditumbuhkembangkan. Hanya dengan persatuan dan nasionalisme yang kuat, Indonesia dapat menjadi negara yang berdaulat, bermartabat, dan sejahtera,” katanya.

Sebagai narasumber utama, Marwan juga menyoroti pentingnya nilai kebangsaan dan kemajemukan untuk mencegah intoleransi, menolak politik identitas, serta merawat persatuan bangsa. “Kita tidak boleh diadu domba. Persatuan adalah kunci kekuatan dan produktivitas bangsa,” ujarnya.

Kegiatan sosialisasi tersebut dihadiri oleh tokoh masyarakat, aparatur desa, kader Partai Demokrat, serta unsur akademisi. Acara ditutup dengan sesi dialog dan penyerapan aspirasi masyarakat Desa Sukamaju untuk diperjuangkan di tingkat nasional. (ams**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *