Mengenal Sosok Ronisanti Syamsuddin : Habis Sampah Terbitlah Bahagia

Ronisanti Syamsuddin

Bekasi-PS. Nyalakan lilin ketimbang memaki gelapnya malam. Kira-kira itulah gambaran aksi kreatifitas dan inovasi yang dilakukan oleh Ronisanti Syamsuddin, sang Ketua ORW 45 kelurahan Bahagia, kecamatan Babelan, kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Pada sekitar tahun 2010, Ronni begitu ia akrab disapa, dipusingi oleh kepungan sampah warga di lingkungan kompleks perumahannya. Timbunan sampah yang terus menumpuk akan berakibat buruk bagi kesehatan lingkungan serta menimbulkan berbagai penyakit. Sampah rumah tangga merupakan penyumbang sampah terbesar.

Sementara, Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang tersedia tidak akan bisa menampung sampah yang terus menerus dihasilkan masyarakat, jika masyarakat tidak mulai bertindak untuk mengurangi sampah yang dihasilkan. “Suatu hari saya berpikir untuk memanfaatkan sampah itu menjadi berguna dan bermanfaat,” ceritanya saat bertemu di Aren Jaya, kota Bekasi, Jumat (22/3/2019).

Ia kemudian menggagas pembentukan Bank Sampah dengan melibatkan para ibu-ibu di lingkungan rumahnya. Mereka memilah-milah sampah organik dan non organik. Masalah sampah, menurut Ronni, bukanlah permasalahan yang bisa diabaikan begitu saja. Diperlukan tindakan nyata dan kerjasama oleh setiap lapisan masyarakat dan bank sampah bisa menjadi solusi. Dari hasil karya bekas sampah, setiap warga dibekali buku tabungan sampah. “Bahkan alhamdulilah…ada yang saldo tabungan sampahnya sampai 2 juta,” ujar Ronni kelahiran 19 Januari 1977.

Setelah berkembang, lanjut Ronni, pembentukan bank sampah sebenarnya cukup mudah dan tidak perlu khawatir karena tidak dipungut biaya apa pun. Warga dan ketua RT/RW tinggal berkoordinasi. Selanjutnya akan datang petugas dari dinas terkait untuk memberi arahan dan pengolahan bank sampah tersebut.

Untuk itulah Kelompoh Swadaya Masyarakat (KSM) Bank Sampah Cendrawasih RW 045 diserahkan kepada istrinya, Suharni Umar, untuk pengelolaannya. Dengan membangun bank sampah setidaknya bisa mengatasi sampah-sampah anorganik sehingga tidak perlu lagi dibuang di TPS. “Alhamdulillah saat ini total nasabah bank sampah kini telah mencapai 2.060-an dari 37 bank sampah unit orang yang tergabung dalam KSM Bank Sampah Cendrawasih,” ungkap Ronni.

Di bank sampah, para warga bisa menukar sampah nonorganik dengan sejumlah kebutuhan mereka atau ditabung menjadi uang dalam buku nasabah. Sampah yang ditukarkan pun beragam. Sampah yang ditukar berupa kardus, koran, plastik, dengan harga yang relatif memadai untuk tambah-tambah kocek belanja dapur para ibu-ibunya. (RM) *

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *