Waspadai New Normal, IDI Audiensi dengan FPD DPR

Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI menyerahkan 600 Paket APD kepada Ikatan Dokter Indonesia, Jumat 10 Juli 2020

PS. Jakarta.  Dengan amat dalam,  Ketua Fraksi Partai Demokrat (FPD), Edhie Baskoro Yudhoyono (EBY) mengapresiasi kerja tulus para dokter dan tenaga medis di berbagai daerah di Tanah Air sembari menyerahkan 600 paket APD kepada Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Dr Daeng M Faqih. Penyerahan berlangsung di sela audiensi Ikatan Dokter Indonesia dengan FPD (10/6/2020) di ruang rapat FPD Gedung Nusantara Lt 9, Senayan, Jakarta.  Ibas sapaan EBY didampingi Sekretaris Fraksi Marwan Cik Asan dan Anggota FPD, Dede Yusuf dan Aliyah Mustika.

Bantuan ini bukan yang pertama diberikan FPD dalam rangka penanganan Covid-19. FPD dan Partai Demokrat sudah bergerak sejak wabah merebak Gerakan Nasional Partai Demokrat Lawan Corona dan Gerakan Nasional Partai Demokrat Peduli dan Berbagi.

‘’Bantuan yang kami berikan dalam berbagai bentuk seperti APD, masker medis, masker kain, mikro ventilator, sarung tangan, wastafel portable, vitamin, penyemprotan disinfektan, hand sanitizer, sabun cuci tangan, hingga uang tunai dan paket sembako. Keseluruhan, jika dikonversi ya…di atas 220 Milliar.Prinsip kami, orang yang kuat membela dirinya sendiri, tetapi orang kuat yang lebih kuat membela orang lain,’’ kata Ibas.

Dalam pertemuan ini IDI antara lain mengungkapkan bahwa kasus positif per 8 Juli bertambah 1.853 kasus baru yang merupakan angka tertinggi dengan total akumulatif mencapai 68.079 orang. Ada beberapa faktor yang mendorong kenaikan jumlah positif covid-19 yang terkonfirmasi yaitu pemeriksaan orang yang datang ke rumah sakit dan orang yang terlacak dalam pelacakan dari kasus positif meningkat, ada peningkatan di lokasi tertentu, kemampuan laboratorium untuk memeriksa jumlah sampel meningkat.

Proses diagnostik pada kasus covid-19 juga dinilai lamban. Hal ini menjadi kelemahan penanganan Covid-19 di Indonesia.  ‘’Kemampuan laboratorium masih sangat terbatas, sehingga antrean sampel yang sangat banyak membutuhkan waktu kisaran 1-2 minggu hingga sampel atau diagnosanya bisa diketahui. Persoalan ini mesti segera ada solusinya dalam menghadapi kondisi yang penuh keterbatasan,’’ kata Daeng M Faqih, Ketua Umum IDI.

IDI juga menyampaikan, ketika pemerintah mulai melonggarkan pembatasan di berbagai wilayah, jumlah tenaga medis yang meninggal juga meningkat. IDI mencatat, 48 dokter tutup usia di tengah wabah hingga 8 Juli 2020.

‘’Sebagian dokter meninggal setelah kontak dengan pasien tanpa gejala yang berobat ke klinik mereka. Selain dokter, 41 perawat tutup usia setelah terinfeksi virus corona,’’ kata Ketua Stagas PB IDI. Prof. Zubairi

Terkait realisasi pencairan insentif untuk tenaga medis yang hanya  7,80 persen dari dana insentif yang dianggarkan pemerintah sebesar Rp5,6 triliun, Ibas  menegaskan bahwa FPD akan terus mengawal kebijakan penanganan Covid-19 yang belum sepenuhnya sesuai harapan. Penyarapan dana Covid-19 yang belum maksimal, jiga disebutkan Ibas sebagai concern FPD yang terus disampaikan kepada pemerintah.

Ditegaskan Ibas, komitmen pemihakan FPD terang benderang ditunjukkan dalam berbagi sikap. Selain membantu masyarakat melalui program sosial, FPD sudah sejak awal menyampaikan rekomendasi penanganan Covid-19, dan menolak pembahasan sejumlah RUU—seperti RUU Ciptaker dan RUU HIP—agar pemerintah dan DPR fokus pada penanganan Cobid-19 dan segala dampaknya.

Selanjutnya, pihak IDI juga menegaskan bahwa pelonggaran PSBB dinilai terlalu dini karena angka kasus baru saja mencapai puncaknya sementara tes massif saja belum sepenuhnya dilakukan. Hal lain, Kemenkes menetapkan batas tertinggi pemeriksaan rapid test antibodi untuk mendeteksi virus corona (Covid-19) sebesar Rp. 150.000 yang tertuang dalam Surat Edaran Nomor HK. 02.02/I/28755/2020 tentang Batasan Tarif Tertinggi rapid test antibodi.

IDI menilai, kebijakan pemulihan ekonomi—antara lain melalui keputusan menjalankan masa new normal—kerap tidak mengikuti arah pandangan soal kesehatan masyarakat.  ‘’Hal itu seperti pembukan mal-mal, tempat wisata, sekolah, hotel, dan saran hiburan lain (seperti: car free day). Ini dapat menjadikan kasus Covid-19 dapat melonjak dan tidak dapat terkontrol lagi,’’ papar Daeng lagi. (Rls)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *