LEBIH DEKAT DENGAN KANG SUAIB (Bagian 2)

“Mengalir Seperti Air”
Suatu ketika, Mohammad Suaib alias “Kang Suaib” bertemu dengan beberapa warga di desa Setia Mekar, kabupaten Bekasi. Topik berat dan ringan pun campur aduk mewarnai perbincangan yang berlangsung penuh kekeluargaan saat itu. Sesekali tawa mereka pecah mendengar joke dan humor.
“Ngomong-ngoming nih Kang Suaib, gimana ceritanya sampai terjun ke politik?” tanya Suparman, seorang warga yang mengaku berdomisili dekat stasiun Tambun. Agaknya, dunia politik awalnya tak pernah terbayangkan dalam diri seorang Kang Suaib. Tapi jejak hidupnya mengalir saja seperti air. Mengingat pada masa itu Kang Suaib sudah menikmati keseharian sebagai seorang profesional, trainer dan wirausaha.
Baca juga Lebih Dekat dengan Kang Suaib (Bagian 1)
Dan kini namanya pun kian santer disebut-sebut oleh masyarakat di sejumlah wilayah di kabupaten Bekasi, Karawang dan Purwakarta. Apalagi pada setiap kesempatan ke daerah tersebut, ia tak sungkan berinteraksi bahkan membantu warga yang kebetulan kurang beruntung. Bahkan ia larut dengan berbagai aktivitas warga, kongkow-kongkow di kedia kopi, warteg, pasar tradisional, resto dan bahkan bercengkerama dengan para tukang ojek di pengkolan jalan.
Karena itu, nama “Kang Suaib” pun cepat meroket menjadi “buah bibir” di tengah pergaulan masyarakat sebagai salahsatu calon legsilatif tingkat pusat (DPR-RI) dari Partai Golkar, yang dikenal rajin turun ke masyarakat, aktif menyapa warga, keliling kampung, dan gemar menolong.
“He..he biasa saja, kebetulan saya diberi sedikit rejeki, apa salahnya bisa berbagi kepada sesama saudara kita yang kurang beruntung atau terkena musibah,” tuturnya merendah, suatu ketika di sela-sela kunjungan ke rumah warga di daerah Tambun Selatan, kabupaten Bekasi.
Biasanya dimata kalangan professional pada umumnya, dunia politik dianggap hanya menghabiskan waktu, pikiran dan materi. “Saya berpikiran seperti itu pada awalnya,” aku Kang Suaib beralasan. Ada beberapa petinggi dan pengurus partai politik (parpol), diakuinya, beberapa kali mengajaknya untuk bergabung. Pendiriannya masih kokoh ingin fokus dengan profesi dan aktivitas organisasi pemberdayaan sumber daya manusia (SDM). “Saya juga ingin konsultasi dengan keluarga dan kawan-kawan,” alasan Kang Suaib ketika itu.

Namun perjalanan waktu berkata lain. Atas desakan dan “bujukan” beberapa seniornya di pergaulan aktivis, organisasi, tokoh masyarakat dan keluarga, ia berubah pikiran dan terjun ke dunia politik.
Kang Suaib kemudian bergabung dengan Parpol mengikuti pertimbangan sejumlah seniornya yang sudah duluan bergabung yang tersebar di beberapa partai politik. (RM).*